Sabtu, 12 Juli 2014

SURAH SURAH PENDEK JUZ' AMMA

SURAT YASIN

BELAJAR BACA HURUF ARAB

KEIMANAN PADA ALLOH



Alhamdulillah, segala puji bagi Allah
Iman kepada Allah Ta'ala maksudnya meyakini dengan pasti tentang eksistensi Allah, rububiyah, uluhiyah, nama-nama dan sifat-Nya.
Iman kepada Allah Ta'ala mencakup 4 (empat) hal , siapa yang mengimani empat hal ini, maka ia telah beriman dengan sesungguhnya.
Pertama: Mengimani akan eksistensi-Nya (keberadaan-Nya).
Eksistensi (keberadaan) Allah Ta'ala ini dapat dibuktikan dengan dalil fitrah, akal, apalagi dalil syar'inya yang banyak sekali.
Dalil Fitrah. Setiap manusia secara fitrah telah mengimani keberadaan penciptanya, tanpa didahului proses berpikir atau belajar. Dan tidak berpaling dari kenyataan ini kecuali orang yang di dalam hatinya ada  penyakit. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani atau majusi."  (HR; Bukhari, no: 1358 dan Muslim, no: 2658).
Dalil Akal. Setiap manusia baik yang sudah ada maupun yang akan ada, pastilah ada pencipta yang menciptakannya. Karena tidak mungkin sesuatu itu mengadakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula ia ada secara tiba-tiba (spontan). Mereka tidak diciptakan tanpa ada asalnya, dan mereka tidak menciptakan dirinya sendiri. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala :
﴿أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ﴾
"Apakah mereka ini diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)."  (Q.S; Ath Thur : 35).
Yakni, mereka tidak diciptakan tanpa pencipta. Tidak pula mereka menciptakan diri sendiri. Maka dari itu tertetapkan bahwa pencipta mereka adalah Allah.
Oleh karena itu pada saat Jubair bin Muth'im mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca surat Ath-Thur hingga ayat 37, ia berkata (waktu itu ia masih dalam keadaan kafir, "Seolah-olah hatiku terbang (meninggalkan jasad), dan itulah asal mula menetapnya iman di hati ini. HR. Bukhari.
Kita ambilkan contoh untuk memperjelas persoalan ini.
Jika ada seseorang yang bercerita kepadamu mengenai istana yang megah, yang dikelilingi oleh kebun-kebun indah dan mengalir di bawahnya sungai-sungai. Ruangannya dipenuhi oleh dipan dan permadani serta diperindah dengan segala warna penyempurna. Lalu ia berkata, "Istana ini dan segala isinya adalah ada dengan sendirinya, atau ada dengan spontan tanpa ada yang menciptakannya. Maka serta merta anda mengingkarinya dan mendustakan ucapannya.
Jika demikian, bagaimana mungkin alam semesta yang luas, yang meliputi bumi, langit, bintang-bintang dan ciptaan yang agung, sarat dengan keteraturan, ia ada dengan sendirinya atau terjadi secara tiba-tiba tanpa ada pencipta-Nya?
Dalil akal ini dapat dipahami oleh orang Arab badui yang hidupnya di pedalaman, ia ungkapkan dengan bahasanya yang sederhana saat ia ditanya, "Dengan apa engkau mengenal Tuhanmu?."
Ia menjawab, "Adanya kotoran yang menandakan adanya unta, dengan bekas tapak kaki yang menunjukan adanya kafilah yang telah mengadakan perjalanan, langit yang menjulang tinggi, bumi yang terhampar luas, lautan yang berombak. Bukankah itu semua menjadi bukti adanya Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat?.
Kedua; mengimani rububiyah Allah Ta'ala.
Maksudnya meyakini bahwa hanya Allah Ta'ala saja sebagai Rabb, tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak ada yang membantu-Nya (tauhid rububiyah).
Rabb artinya: Pencipta, Raja, dan Pengatur (pemelihara). Tiada pencipta, raja dan pengatur urusan makhluk selain Allah. Allah Ta'ala berfirman:
﴿أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ﴾
"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah." (Q.S; Al A’raf : 54).
Juga firman-Nya,
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (31)
"Katakanlah, "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?." (QS. Yunus: 31).
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS. As-Sajdah: 5).
"Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari." (QS. Fathir: 13).
Renungkanlah, terdapat dalam surat al Fatihah ayat yang ke-empat, "Maaliki yaumid din" (Yang menguasai hari pembalasan), dan tertera dalam qira'at mutawatir (Maliki yaumid din", kata "Malik" dibaca dengan pendek.
Apabila kita padukan antara "Maaliki dengan Maliki", keduanya mengandung makna yang mengadakan. "Malik", lebih dalam maknanya daripada "Maalik" dalam kekuasaan dan kerajaan-Nya. Karena raja (di dunia) terkadang hanya "label" saja tanpa ada kekuasaan untuk berbuat yang dia kehendaki. Artinya dia tak memiliki kekuatan apapun untuk mengatur urusan apapun. Maka pada saat itu ia menjadi raja, tetapi bukanlah raja yang sesungguhnya. Maka jika Allah adalah "Maalik" dan "Malik", maka sempurnalah Dia sebagai Penguasa, dan Pengatur urusan (makhluk-Nya).
Ketiga; mengimani uluhiyah Allah.
Maksudnya Dia adalah sesembahan yang haq, tiada sekutu bagi-Nya.
Ilah artinya; Dzat yang pantas disembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan. Allah Ta'ala berfirman :
﴿وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ﴾
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, dan tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkani Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (Q.S; Al Baqarah :163).
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali Imran: 18).
Setiap tuhan yang disembah selain Allah, maka penyembahannya adalah bathil. Allah berfirman,
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ (62)
"(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al Hajj: 62).
Sesembahan selain Allah disebut dengan 'alihah' tidak memberikan hak kepadanya untuk diibadahi. Allah berfirman terkait dengan "Latta" dan "Uzza" (yang disembah oleh masyarakat Quraisy), "Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka." (QS. An Najm: 23).
Allah Ta'ala mengisahkan Nabi Yusuf alaihis salam yang sewaktu di penjara berkata kepada temannya, "Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Yusuf: 40).
Tiada sesuatupun yang berhak untuk diesakan dan disembah selain Allah. Dan tak satupun yang bersekutu dengan Allah dalam kepantasan mendapatkan hak untuk diibadahi. Baik itu malaikat yang dekat dengan Allah, tidak pula Nabi yang diutus. Untuk itu dakwah para Rasul dari yang pertama sampai yang terakhir, seluruhnya mengajak umatnya untuk merealisasikan 'laa ilaaha illallah'.
Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ (25)
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS. Al Anbiya': 25).
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (36)
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. An Nahl: 36).
Akan tetapi orang-orang musyrik enggan dan menolak ajakan dan dakwah ini, bahkan mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah. Mereka menyembah sekutu-sekutu Allah tersebut, mereka minta pertolongan dan bantuan kepadanya.
Keempat; mengimani nama-nama dan sifat Allah.
Maksudnya; Menetapkan nama-nama Allah Ta'ala dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang telah ditetapkan Allah   untuk-Nya dalam kitab-Nya, atau melalui lisan Nabi-Nya  dalam hadits-haditsnya, dengan tanpa mengubah makna, meniadakan, menanyakan bagaimana hakikatnya dan menyerupakannya. Allah Ta'ala berfirman :
﴿وَلِلَّهِ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا﴾
"Hanya milik Allah asma'ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma'ul husna itu." (QS; Al A'raf : 180).
Ini merupakan dalil yang menunjukan adanya nama-nama bagi Allah.
Sedangkan firman-Nya,
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَى فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (27)
"Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ar Rum: 27).
Ayat ini menunjukan sifat-sifat Allah Ta'ala yang Maha Sempurna. Hal yang demikian itu karena "al matsalul a'la" adalah sifat yang sempurna.
Kedua ayat di atas, secara umum menunjukan nama-nama dan sifat-sifat Allah, sedangkan secara rinci, tersebut dalam banyak ayat dan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Nama-nama dan sifat Allah merupakan bagian dari salah satu pintu ilmu. Maksudnya, bab nama-nama dan sifat Allah merupakan perkara yang paling banyak diperselisihkan oleh umat Islam, di mana umat ini berbeda pendapat dalam masalah ini dengan perbedaan yang cukup luas.
Dan sikap kita terhadap perbedaan ini adalah kembali kepada perintah Allah Ta'ala, yakni merujuk kepada al Qur'an dan Sunnah, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An Nisa': 59).
Berdasarkan ayat di atas, bahwa setiap perselisihan dan perbedaan pendapat kita kembalikan kepada Allah (al Qur'an) dan kepada Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dengan berpedoman pada pemahaman salafus shalih, dari para sahabat dan tabi'in terkait dengan ayat-ayat di atas (nama-nama dan sifat Allah). Karena mereka adalah generasi umat ini yang paling mengetahui maksud kalam Allah dan sabda Nabi mereka.
Benarlah apa yang pernah dikatakan oleh Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhumenggambarkan tentang para sahabat, "Jika kalian ingin mengikuti Sunnah, maka ikutilah Sunnah orang yang telah wafat. Karena yang masih hidup belum aman dari sapaan fitnah, mereka itulah para sahabat Muhammad, yang paling bersih hatinya, dalam ilmunya, paling sedikit kelemahannya. Suatu kaum yang Allah telah memilih mereka untuk menegakkan agama-Nya, menyertai Nabi-Nya. Oleh karena itu, kenalilah hak-hak mereka, berpegang teguhlah dengan petunjuk mereka. Karena mereka senantiasa berada dalam petunjuk dan jalan yang lurus."
Barangsiapa yang menyelisihi manhaj salaf dalam masalah asma dan sifat Allah, maka ia telah keliru dan tersesat jalannya serta telah mengikuti jalan yang tidak dilalui oleh orang-orang mukmin dan ia berhak mendapatkan ancaman Allah Ta'ala:
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An Nisa: 115).
Dalam ayat yang lain, Allah mensyaratkan petunjuk-Nya bagi orag-orang yang beriman seperti imannya para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam."Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah: 137).
Siapa yang menentang dan menjauhi manhaj salaf, maka berarti ia telah menjauhi hidayah Allah untuknya sebatas ia menjauhi manhaj salaf dalam bab nama-nama dan sifat Allah ini.
Untuk itu, wajib bagi kita dalam bab asma' dan sifat Allah; menetapkan bagi Allah nama-nama dan sifat yang telah ditetapkan untuk Diri-Nya atau yang telah ditetapkan oleh Rasul-Nya, dan memahami nash Kitab dan Sunnah (dalam masalah ini) secara tekstual, mengimaninya seperti yang diimani oleh para sahabat Nabi, mereka adalah umat yang terbaik dan paling memahami ilmunya.
Yang perlu kita waspadai adalah, ada empat larangan yang apabila kita terjatuh pada salah satunya, maka tidak akan terwujud makna iman kepada nama-nama dan sifat Allah.  Yakni; merubah nakna, mengingkarinya, menyerupakan dengan sifat-sifat makhluk-Nya dan menanyakan bagaimana hakikatnya.
1.      At Tahrif (merubah maknanya).
Maksudnya merubah makna nash dari al Qur'an dan Sunnah dari makna yang sebenarnya (nama-nama dan sifat Allah) kepada makna lain, yang tidak Allah dan Rasul-Nya kehendaki.
Misalnya, merubah makna "Tangan" dalam banyak nash, dan artinya dirubah menjadi "nikmat" dan "kekuatan".
2.      At Ta'thil (meniadakan atau mengingkari).
Maksudnya meniadakan nama-nama dan sifat Allah seluruhnya atau mengingkari sebagiannya.
Setiap orang yang menafikan nama-nama dan sifat Allah yang tersebut dalamal Qur'an dan Sunnah, maka berarti ia tidak mengimani nama-nama dan sifat Allah secara benar.
3.      At Tamtsil (menyerupakan).
Maksudnya menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya. Seperti memaknai tangan Allah seperti tangan makhluk-Nya. Atau Allah mendengar seperti cara mendengarnya makhluk. Atau Allah bersemayam di atas Arsy seperti bersemayamnya makhluk di atas kursi dan seterusnya.
Tidak diragukan lagi, bahwa menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya adalah munkar dan bathil. Allah Ta'ala berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (11)
 "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."  (QS; Asy Syura : 11).
4.      At Takyif (menanyakan bagaiman hakikatnya).
Yakni menetapkan bagaimana sifat-sifat Allah dan hakikatnya, di mana seseorang berusaha dengan hati dan lisannya menggambarkan seperti apa sifat Allah dan hakikatnya.
Ini merupakan sesuatu yang bathil secara mutlak, di mana mustahil manusia mengetahui hal tersebut, sedangkan Allah telah berfirman:
"Sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." (QS. Thaha: 110).
Barang siapa yang mampu menghindari empat larangan dalam masalah nama-nama dan sifat Allah, maka ia telah menyempurnakan imannya kepada Allah Ta'ala.
Kita memohon kepada Allah, agar Dia meneguhkan iman kita hingga kita menghadap-Nya di atas iman tersebut. Wallahu a'lam bishawab.
Lihat; syarh arkanil iman, syekh Muhammad bin Shalih Al Utaimin rahimahullah..

Senin, 12 Agustus 2013

KESABARAN

AYAT AYAT TENTANG KESABARAN

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ
“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu.” (Al-Insaan:24)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Aali ‘Imraan:200)

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاَةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Thaahaa:132)

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ تَنْزِيلاً(23) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu.” (Al-Insaan:23-24)

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” (Al-Kahfi:28)

Ini adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian.” (Muhammad:31)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:153)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Aali ‘Imraan:200)

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
“Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Asy-Syuuraa:43)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10)


HADIST HADIST TENTANG SABAR


  • Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa seorang wanita datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata : Ya Rasulullah ! sungguh saya ini sering terkena ayan dan ( ketika terkena ayan ) aurat saya terbuka, maka berdo'alah untuk saya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata : jika kamu berkehendak ( agar untuk bersabar ), maka kamu bersabar dan kamu akan mendapatkan surga, dan jika kamu berkehendak ( agar saya berdo'a ) maka saya akan berdo'a kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu. Maka wanita itu menjawab : saya akan bersabar, lalu berkata lagi : tetapi aurat saya sering terbuka ( ketika penyakit ini datang ) oleh karena itu do'akanlah agar aurat saya tidak terbuka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a untuknya.HR. Bukhari dan Muslim.
  • Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : sungguh menakjubkan segala perkara orang yang beriman, dan semua itu baik baginya dan hal itu tidak dimiliki oleh selain orang yang beriman : yaitu jika ia mendapatkan kebaikan atau kesenangan maka dia akan bersyukur dan yang sedemikian itu baik baginya, dan jika ia terkena hal yang tidak menyenangkan ( mara bahaya ) maka dia bersabar dan hal yang sedemikian itu baik baginya. HR. Muslim.
  • Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : tidaklah ada sesuatu yang menimpa seorang muslim ( baik sesuatu itu berupa ) kelelahan, penyakit, kegundahan, kesedihan, atau sesuatu yang menyakitkannya sampai duri yang menimpanya kecuali Allah menggugurkan sebagian dosa-dosanya karena mushibah tersebut. HR. Bukhari dan Muslim
  • Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : tidaklah seorang muslim tertimpa sesuatu yang menyakitkannya kecuali Allah menggugurkan dosa-dosanya, sebagaimana gugurnya ( berjatuhannya ) daun-daun pepohonan. HR. Bukhari dan Muslim.
Keterangan. 

Sungguh kesenagan dan kesusahan yang kita alami adalah cobaan dari Allah bahkan kehidupan dunia ini semuanya adalah cobaan. Agar mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat, maka setiap muslim harus memahami hakekat kehidupan dunia ini dan mengambil bekal utama dalam menjalaninya, di antara bekal tersebut adalah sikap sabar. 

Sabar mempunyai kedudukan yang agung dalam agama Islam, bahkan semua urusan agama berdiri di atas sabar tersebut yaitu :
  • Sabar dalam menjalankan perintah Allah Ta'ala 
  • Sabar dalam menjauhi larangan-Nya 
  • Sabar dalam menghadapi mushibah yang dihadapi.
Dan orang yang bersabar dialah yang beruntung, karena dia telah melaksanakan ketaatan kepada Allah dan mengharapkan balasan darinya, dan karena gelisah dan bertindak tidak ridha atas apa yang telah menimpa adalah tindakan yang tidak akan merugikan kecuali yang bersangkutan karena orang yang tidak ridha dengan taqdir Allah berarti dia telah terkena mushibah dua kali, mushibah atas mushibah yang telah menimpanya dan mushibah atas hilangnya pahala yang besar yang telah dijanjikan oleh Allah bagi mereka yang bersabar dalam menghadapi taqdir-Nya. 

Adapun di antara janji Allah bagi orang mu'min yang bersabar adalah :
  • Allah akan memberikan ganjaran kepadanya tanpa terhitung. 
  • Dengan mushibah tersebut ( jika bersabar dan mengharapkan balasan dari Allah ) Allah akan menghapuskan dosa-dosanya. 
  • Allah akan mengangkat derajat orang yang sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah.
Kandungan ayat dan hadits.
  • Keutamaan bersabar. 
  • Keutamaan orang yang beriman. 
  • Keluasan rahmat Allah bagi orang-orang yang beriman dengan dihapuskan dosa-dosanya dengan segala macam mushibah yang menimpanya

Jumat, 09 Agustus 2013

DOA QUNUT

Berikut Bacaan Doa Qunut dan Terjemahannya :


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

1. Allahummahdini fiiman hadaiit

Artinya :
” Ya Allah tunjukkan aku sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

2. wa ‘afinnii fiiman ‘afait..

Artinya :
” Berikan kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesihatan. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

3. watawallanii fiiman tawallaiit..

Artinya :
” Dan peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau peliharakan. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

4. wabaariklii fiima a’thoaiit..

Artinya :
” Berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

5. wakinii (birrohmatika ) syarromaa qodhoiit..

Artinya :
” Dan selamatkan aku dari bahaya yang telah Engkau tentukan. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

6. fainna kataqdhii walayuqdhoo ‘alaik..

Artinya :
” Maka sesungguhnya, Engkaulah yang menghukum dan bukannya yang kena hukum. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan
7. wainnahu layadilluman walaiit..

Artinya :
” Dan sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan
8. wala yaidzuman ‘adaiit..

Artinya :
” Dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

9. Tabaarokta robbana wata ‘alaiik..

Artinya :
” Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

10. falakalhamdu ‘alama qodhoiit..

Artinya :
” Maka bagi Engkaulah segala pujian di atas apa yang Engkau hukumkan. “


Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

11. wa astaghfiruka wa atuubu ilaiik..

Artinya :
” Aku memohon ampun dari-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu. “

Shalawat Nabi Muhammad SAW
Bacaan Doa Qunut dan TerjemahanBacaan Doa Qunut dan Terjemahan


washallallahu ‘ala Sayyidinaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi washohbihi wasallam..

Artinya :
” Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya. “